Transaksi Perdagangan Riau-Sumbar Rp1,5 Miliar Tiap Hari
Tuesday, February 2, 2010
Add Comment
Transaksi perdagangan antara masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota, Sumbar dengan masyarakat Provinsi Riau setidaknya mencapai Rp1.5 miliar setiap hari.
Hal ini tidak terlepas dari kondisi daerah masing-masing. Limapuluh kota dan Sumbar umumnya kaya hasil-hasil pertanian dan peternakan yang dibutuhkan masyarakat Riau, sedang Riau terbatas hasil pertaniannya. Mereka kaya uang karena daerah mereka penghasil minyak.
“Transaksi perdagangan itu juga dipicu oleh arus transportasi darat yang menghubungkan kedua daerah berjalan lancar dan baik. Apalagi saat ini sedang dikerjakan pula pembangunan jalan kelok sembilan untuk menunjang akses ke provinsi tetangga itu,”kata mantan anggota DPRD Sumbar H. Yulfint Djasiran Dt. Marajo Basa, SH kepada Singgalang, Senin (1/2) di Padang.
Kendati boleh dikatakan lancar, namun bukan berarti tidak menjadi perhatian. Pasalnya daerah sepanjang jalan ke Riau adalah daerah rawan terjadi bencana alam. Di sana bukit, di sini jurang cukup dalam.
Untuk itu, kata dia, Pemkab 50 Kota berharap kepada Pemprov agar tetap menganggarkan dana dalam APBD provinsi yang akan digunakan untuk perbaikan dan pembangunan jalan penunjang/alternatif ke arah Riau.
Karena rawan bencana alam seperti longsor, diminta juga Pemprov untuk dapat menempatkan alat-alat berat yang sewaktu-waktu bisa difungsikan dengan cepat bila terjadi longsor sehingga hubungan transportasi tetap lancar.
“Terus terang, selama ini, daerah yang rawan bencana alam itu kerap terjadi longsor akibat hujan lebat. Sering terjadi kemacetan dan hubungan kedua daerah terputus. Arus angkutan hasil pertanian terganggu. Transaksi perdagangan tersendat. Perputaran uang turun drastis. Kita tidak menginginkan kondisi itu berlama-lama. Kalau alat berat stand by, bisa diope-rasikan segera,”kata dia. (Singgalang)
Hal ini tidak terlepas dari kondisi daerah masing-masing. Limapuluh kota dan Sumbar umumnya kaya hasil-hasil pertanian dan peternakan yang dibutuhkan masyarakat Riau, sedang Riau terbatas hasil pertaniannya. Mereka kaya uang karena daerah mereka penghasil minyak.
“Transaksi perdagangan itu juga dipicu oleh arus transportasi darat yang menghubungkan kedua daerah berjalan lancar dan baik. Apalagi saat ini sedang dikerjakan pula pembangunan jalan kelok sembilan untuk menunjang akses ke provinsi tetangga itu,”kata mantan anggota DPRD Sumbar H. Yulfint Djasiran Dt. Marajo Basa, SH kepada Singgalang, Senin (1/2) di Padang.
Kendati boleh dikatakan lancar, namun bukan berarti tidak menjadi perhatian. Pasalnya daerah sepanjang jalan ke Riau adalah daerah rawan terjadi bencana alam. Di sana bukit, di sini jurang cukup dalam.
Untuk itu, kata dia, Pemkab 50 Kota berharap kepada Pemprov agar tetap menganggarkan dana dalam APBD provinsi yang akan digunakan untuk perbaikan dan pembangunan jalan penunjang/alternatif ke arah Riau.
Karena rawan bencana alam seperti longsor, diminta juga Pemprov untuk dapat menempatkan alat-alat berat yang sewaktu-waktu bisa difungsikan dengan cepat bila terjadi longsor sehingga hubungan transportasi tetap lancar.
“Terus terang, selama ini, daerah yang rawan bencana alam itu kerap terjadi longsor akibat hujan lebat. Sering terjadi kemacetan dan hubungan kedua daerah terputus. Arus angkutan hasil pertanian terganggu. Transaksi perdagangan tersendat. Perputaran uang turun drastis. Kita tidak menginginkan kondisi itu berlama-lama. Kalau alat berat stand by, bisa diope-rasikan segera,”kata dia. (Singgalang)
0 Response to "Transaksi Perdagangan Riau-Sumbar Rp1,5 Miliar Tiap Hari"
Post a Comment