Kapal perang Amerika USS Theodore Roosevelt diserang virus korona. Awalnya hanya tiga kru yang positif, dalam sepekan sudah meningkat lebih dari 100 orang. Kondisi kapal induk yang sempit dan 5.000 orang jumlah membuat jaga jarak fisik  atau physical distancing sulit dilakukan.

Kapten kapal Brett Crozier mendesak para petinggi angkatan laut untuk melakukan isolasi di darat. USS Theodore Rosevelt sedang mengarungi Laut Pasifik. Kondisi ini menyebabkan seluruh kru, 5.000 orang menjalani karantina di pelabuhan Guam, setidaknya selama dua pekan. Kapal itu tiba di Guam pada 28 Maret 2020.

Di bawah perintah Angkatan Laut, sebagian besar awak kapal tetap berada di atas kapal. Beberapa telah dipindahkan ke pantai, meskipun tidak di perumahan individu yang disarankan berdasarkan pedoman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).

Dikutip ABCNews, Kapten Brett Crobuzier menulis memo untuk petinggi angkatan laut tertanggal 30 Maret. Ia mengingatkan pejabat angkatan laut AS, jika kru seharusnya di isolasi di darat. Ia khawatir akan makin banyak orang yang terpapar.

“Karena keterbatasan ruang pada kapal perang, tidak  mungkin untuk mematuhi rekomendasi CDC untuk jarak sosial,” katanya. “Ribuan kontak dekat terjadi, pelaut membutuhkan karantina sesuai dengan panduan, satu-satunya  metode yang efektif untuk menjaga kesehatan seseorang adalah isolasi total selama 14 hari terpisah,” tulisnya.

Crozier menambahkan, tindakan tegas diperlukan karena penyebaran penyakit ini sedang berlangsung dan semakin cepat dan akan berlanjut. “Kami tidak berperang,” tulis sang kapten. “Pelaut tidak perlu mati. Jika kita tidak bertindak sekarang, kita gagal untuk merawat dengan baik aset kita yang paling terpercaya, pelaut kita,” tulisnya dilansir Politico, Rabu (1/3).

Dikutip Politico, seorang perwira senior di atas kapal induk secara terpisah mengatakan bahwa 150 hingga 200 pelaut telah dinyatakan positif.

USS Theodore Roosevelt terakhir berlabuh di pangkalan Vietnam, namun Kepala Operasi Angkatan Laut AS, Mike Gilday, tanpa menyebutkan jumlah pasti menegaskan sulit untuk menghubungkan kasus yang menimpa anak buahnya dengan kunjungan pelabuhan sebelumnya. (*)